Gengsi dan Gaya Hidup

Untuk beberapa orang, gengsi merupakan gaya hidup. Mungkin tanpa gengsi, hidup terasa hambar. Nggak cuma di lingkungan rumah, ketika di kantor pun gengsi tetap dijunjung tinggi. Sudah tahu dompet isinya mepet, sok-sokan nongkrong di kafe biar nggak kalah kekinian dari teman-teman yang lain.

Gengsi dan Gaya Hidup

Gengsi ini ada untuk menampakkan ke orang lain bahwa kamu sama seperti yang lain. Padahal bila terus menerus terbawa gengsi, hidupmu nggak bakal tenang dan penuh kepura-puraan. Yang dipikir harga diri dan citra di depan orang lain. Apa kamu pernah bercermin dan merenungkan semua itu? Berikut beberapa jenis gengsi yang tanpa sadar kamu lakukan:

Gengsi Keuangan

Uang itu memang bisa jadi perkara rumit. Tapi kalau kamu memang sedang kekurangan sampai sulit untuk bertahan, nggak ada salahnya mencoba bersandar ke teman. Bukan berarti berhutang itu disarankan tapi mengajakmu untuk memahami akan arti kekurangan.

Nggak selamanya hidupmu akan baik-baik saja, ada kalanya uang di dompet akan tiada, bisa saja ada kebutuhan nggak terduga kan? Apa iya karena gengsimu rela nggak makan dari pertengahan bulan? Apa gunanya teman?

Bukankah kalian nggak berkawan hanya untuk berbagi kebahagiaan saja? Tapi juga saling bantu kala kesusahan melanda. Karena nggak ada hidup yang sempurna, bersiaplah untuk segala sesuatu yang hadir di luar rencana. Bersiap juga untuk menurunkan gengsimu ya.

 

Gengsi Bawa Bekal

Bagi perusahaan yang memfasilitasi karyawannya dengan makan siang dari kantor, hal ini nggak akan menjadi soal. Walau sejatinya masih ada kekurangan juga, kadang menu yang disajikan nggak sesuai dengan selera. Nah, beda lagi dengan perusahaan lain yang punya jam makan siang lebih panjang dan membebaskan karyawannya untuk membeli makan siang.

Dan di Indonesia, membawa bekal makan siang ke kantor rasa-rasanya kurang membudaya. Bahkan ada juga pandangan kalau membawa bekal bisa menunjukkan bahwa seseorang itu kurang mampu secara finansial.

Kalau memang tujuanmu hemat duit, hemat waktu, makanan terjamin kebersihannya, nggak perlu mengantri dan menunya sudah sesuai dengan lidah serta hatimu, kenapa harus gengsi?

Gengsi Naik Transportasi Umum

Gengsi bisa muncul lantaran ketenangan dan tindakanmu secara nggak sadar sudah disetir oleh perasaan khawatir terhadap pendapat orang lain. Termasuk soal pilihan alat transportasi. Misalnya kamu memiliki prinsip anti terhadap sesuatu yang kumuh. Kamu akan merasa malu jika dirimu kedapatan sedang naik angkot mungkin.

Padahal, kamu toh nggak bisa membawa kendaraan sendiri dan gaji bulananmu juga pas-pasan untuk naik taksi setiap hari. Mau bertahan dengan gengsi atau tak bisa makan setengah bulan?

Apa agan nggak lebih malu kalau nebeng temanmu terus-terusan? Nggak perlu gengsi juga naik transportasi umum yang murah biar biaya nggak membengkak. Hitung-hitung sekalian berkontribusi kurangi kemacetan.

 

Sumber: https://www.wowkeren.com/berita/tampil/00138955.html

Posting Komentar

0 Komentar